Perang nyata Gaza berlanjut ke maya

Perang nyata berlanjut ke maya

Reporter : Reza Rizaldi
Perang nyata berlanjut ke maya
Perdamaian di Kota Gaza, Palestina, nampaknya bakal terjadi walau dalam batas waktu belum diketahui. Pasalnya Hamas dan Israel setuju untuk sama-sama menahan diri dan melakukan gencatan senjata.

Kantor berita Reuters melaporkan, Rabu (21/11), Mesir dan Presiden Muhammad Mursi bakal menjadi mediator kedua belah pihak. Memasuki hari kedelapan perseteruan Hamas dan Israel telah banyak memakan korban hingga ratusan warga sipil.

Perlawanan kelompok Hamas patut diacungi jempol. Peralatan mereka jelas tidak seimbang dibanding Israel untuk melindungi rakyat Palestina, namun militansi dan dukungan pada mereka membuat Israel mendapat teror habis-habisan. Bom menghantam Ibu Kota Tel Aviv kemarin dan pelakunya hingga kini masih licin.

Raanan Gissin, mantan penasihat senior bekas Perdana Menteri Israel Ariel Sharon, mengakui kekuatan Hamas kini jauh lebih besar ketimbang saat kedua pihak berperang selama 22 hari empat tahun lalu. "Hamas sekarang jauh lebih kuat," kata Gissin saat dihubungi merdeka.com melalui telepon selulernya, Jumat pekan lalu.

Diakui atau tidak oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Amerika Serikat, nyatanya Hamas mendapat dukungan rakyat Palestina memang menyebar ketakutan bagi pemerintah Bintang Daud. Rabu pekan lalu, untuk pertama kali pejuang Hamas berhasil menembakkan rudal Fajar-5 hingga mencapai Ibu Kota Zionis dan Yerusalem.

Perang seru bukan hanya terjadi kasat mata, namun juga dunia maya. Kemajuan teknologi membuat kedua pihak sadar akan efek jejaring sosial, terutama Twitter.

Perang keduanya di dunia maya terjadi 14 november, persis awal Israel menyerang Gaza. Zionis dan militan Hamas menggunakan jejaring sosial menyampaikan propaganda. Pasukan Pertahanan Israel dengan akun @IDFspokeperson menyampaikan serangan pertama mereka lewat Twitter. Bahkan saat berhasil membunuh Pemimpin Sayap Militer Hamas, Ahmad Al Jabari, mereka mengunggah foto pejuang itu dan menulisnya telah tereliminasi alias gagal.

Pihak Hamas pun membalasnya. Dengan akun @AlqassamBrigade, Hamas menginformasikan serangan-serangan mereka ke Zionis. Berbagai kerugian juga diunggah membuat miris sekaligus membuka mata dunia atas tidak sebandingnya kekuatan antara Palestina dan Israel.

Perang twitter ini terbuka untuk pengguna jejaring sosial lain ingin berkomentar soal gempuran Israel ke Gaza. Salah satu kecaman pedas datang dari wartawan saat Israel menyerukan agar awak media ingin meliput tidak mendekati lokasi Hamas. Dengan berang, para jurnalis ini ikut menanggapi, "Jadi saat kami hendak meminta informasi pihak Hamas, kalian juga akan menjadikan kami target?", tulis salah seorang pewarta di timeline @IDFspokeperson.

Gencatan senjata memang telah terjadi. Namun beberapa menit setelah kesepakatan, Tweet Israel malah berbunyi mereka kembali melancarkan mortar ke arah basis pertahanan Hamas. Geram dengan kelakuan militer Bintang Daud, beberapa pendukung Hamas berjanji bakal membalasnya.

Entah sampai kapan perang maya ini bakal berakhir. Yang jelas Twitter keduanya menjadi rujukan dunia untuk menilai pihak memerlukan dukungan dunia.